Friday, February 29, 2008

The Biography of EDDIE AIKAU

EDDIE AIKAU

Edward Ryan Makua Hanai Aikau
(Kahului, Hawaii, May 4, 1
946 – March 17, 1978) merupakan seorang sosok lifeguard dan surfer asal Hawaii yang melegenda. Biasa dikenal dan disapa dengan nama Eddie Aikau. Makua Hanai yang merupakan bagian dari nama lengkapnya memiliki sebuah arti dalam bahasa Hawaii yaitu feeding parent, an adpoptive, nurturing, fostering parent. Ia pertama kali berprofesi sebagai lifeguard di Waimea Bay yang merupakan bagian dari pulau Oahu. Eddie menjadi terkenal setelah ia menjuarai berbagai kejuaraan surfing, salah satunya adalah Duke Kahanamoku Invitational Surfing Championship pada tahun 1977.

LIFE

Lahir di pulau Maui, dan anak ketiga dari pasangan Solomon dan Henrietta Aikau. Di sebuah pantai dekat pelabuhan Kahului merupakan tempat pertama kali ia belajar surfing. Pada tahun 1959 ia pindah ke O’ahu bersama dengan keluarganya dan pada umur 16 tahun ia meninggalkan bangku sekolah dan bekerja di Dole pineapple cannery, gaji pertamanya digunakan untuk membeli surfboard pertamanya. Pada tahun 1968, City & County of Honolulu mempekerjakannya sebagai lifeguard. Semua pantai dari daerah Sunset dan Haleiwa dijaga oleh Eddie, selama ia menjaga pantai-pantai tersebut tidak ada satu pun peristiwa terjadi dan ia tidak perah gentar untuk mengarungi ombak yang tingginya 30 kaki bahkan lebih. Pada tahun 1971, Aikau dinobatkan sebagai Lifeguard of the Year.

LOST AT SEA

Pada tahun 1978, the Polynesian Voyaging Society mencari sukarelawan untuk melakukan sebuah perjalanan sejauh 2500 mill selama sebulan dengan rute pulau Hawaii-Tahiti dalam rangka memperingati the ancient route of the Polynesian migration. Pada umur yang ke 31, Aikau bergabung menjadi kru dari Hokule’a (kapal repelika dari Polynesian Voyaging Canoe). Hokule’a meninggalkan Hawaii pada Maret 16, 1978. kapal ini mengalami musibah dan tenggelam sejauh 12 mill dari selatan pulau Molokai. Eddie menyelamatkan dirinya menggunakan surfboard dan menuju Lanai (salah satu bagian dari kepulauan Hawaii yang merupakan pulau ke-6 terbesar di Hawaii) tapi setelah itu ia tidak pernah sampai di Lanai, pencarian telah dilakukan secara besar-besaran dan tidak membuahkan hasil sedikit pun. Eddie Aikau menghilang ditelan lautan. Pencarian tersebut merupakan peristiwa besar dalam sejarah Hawaii.

Dua minggu sebelum hilangnya Eddie Aikau dalam pelayaran tersebut, tepatnya pada Febuary 28, 1978 ia sempat menyelamatkan seorang pemuda bernama John Orland yang berprofesi sebagai producer TV yang tengah memproduksi sebuah film berjudul “Hawaiian experience” yang dibintangi oleh Bob Crane pemain film Hogan’s Heroes.

Memorial plate on Hokule'a


Memorial Surfing Invitational

Dalam rangka mengenang dan menghormati Eddie Aikau, salah satu perusahaan surfing terbesar yaitu Quiksilver membuat suatu acara tahunan yang bertajuk “The Eddie” dikenal dengan nama Quiksilver Big Wave Invitational in Memory of Eddie Aikau yang dilaksanakan di Waimea Bay. Ide acara ini diprakarsai oleh Bruce Raymond dan Bob Mcknight.

Awalnya acara ini hanya diadakan sebanyak tujuh kali, dikarenakan kondisi ombak yang hanya mencapai minimum yaitu 20 kaki (kondisi standar 30 kaki atau lebih). Pada awal acara tahun 1985, Clyde Aikau yaitu adik dari Eddie Aikau memenangkan turnamen tersebut). Desember 2004 merupakan turnamen paling besar dari biasanya, karena kondisi ombak mencapai 30-50 kali tingginya. Turnamen ini hanya boleh diikuti oleh 24 surfers yang diundang dan ahli dalam ombak besar, masing-masing mendapat dua ronde. Dalam turnamen ini setiap surfers harus mengayuh sendiri menuju ombak dan tidak diperbolehkan menggunakan bantuan jetski untuk menarik mereka menuju ombak karena jetski hanya sebagai alat bantu jika ada surfers yang tergulung ombak. Turnamen ini mulai rutin diadakan tiap tahun tepatnya pada saat musim dingin yang jatuh pada bulan Desember dan tidak tanggung-tanggung grand prize berupa sejumlah ribuan Dollar yang terus meningkat jumlahnya tiap tahun telah dipersiapkan bagi mereka yang menang.



some of The Eddie's posters



Popular culture

Pada tahun 1980an, stiker di bumper mobil dan kaos-kaos dengan tulisan atau slogan “ Eddie would go” menjadi tren dan beredar di Hawaii dan juga diseluruh dunia. Menurut Mac Simpson yang merupkan seorang sejarawan kelautan mengatakan Eddie Aikau adalah seorang legenda North Shore, dimana suatu keadaan orang-orang tidak berani dan tidak mau mengarungi ombak yang begitu besar demi menyelamatkan nyawa orang lain tetapi Eddie mau melakukannyadan hanya Eddie yang mampu melakukannya. Dari hal itulah perkataan “Eddie would go” yang tersohor itu muncul.



Versi lainnya muncul dan juga popular yaitu “Eddie wouldn’t tow”. Slogan ini muncul karena ada perdebatan yang menyebabkan kontroversi dimana seorang surfers ditarik oleh jetski dengan kecepatan penuh untuk mengarungi ombak besar yang akan ia naikki. Hal tersebut menghilangkan keoriginalan dari surfing dan tidaklah natural seperti biasanya dimana seorang surfer harus mengayuh sendiri papannya (dikenal dengan istilah “Paddle”) agar dapat mengarungi dan menaklukkan ombak.

Wednesday, February 13, 2008

The History of Surfing PART 2

The 1900’s : London, Ford, Freeth, Duke


Memasuki abad ke 20, surfing sempat menghilang dari pulau Hawaii. Surfing banyak dilakukan di Kalehuawehe yang terletak di pesisir pantai selatan Oahu, dengan beberapa surfer dari Maui, Kauai, dan pulau-pulau sekitar. Honolulu telah menjadi kota paling besar di Hawaii dengan satu atau beberapa Hawaiian yang menetap disana, tetapi mereka sering berpindah-pindah pantai untuk bersurfing walaupun sekarang sudah jarang seperti itu. Ini adalah salah satu foto terkenal pada awal tahun 1900an dimana seorang pria asli Hawaii memakai cawat dengan kepalanya yang berbentuk seperti wajik dan pemandangan alami khas Hawaii dibelakangnya. Pria ini berdiri dalam kesendiriannya menatap pantai tempat ia mengarungi ombak untuk yang kesekian kalinya, dan seakan-akan berpose di depan kamera.

Sayangnya, hanya ada tiga orang haole (kulit putih) yang mempunyai andil besar dalam menghidupkan kembali surfing di pulau Hawaii, dan orang ke empat adalah orang keturunan asli Hawaii yang juga memperkenalkan surfing ke seluruh penjuru dunia.

Di tahun 1907, Jack London datang ke Hawaii sebagai seorang pujangga yang memiliki tiga novel bergenre petualang berjudul The Callof The Wild, The Sea-Wolf and White Fang yang laris dipasaran. London dan istrinya Charmian menjadi selebritis ketika mereka datang ke Waikiki di tahun 1907 dan tinggal di pantai tempat hotel Moana berdiri sekarang. Pada kala itu ada beberapa surfers di pantai Waikiki, yang merupakan satu kumpulan Hawaiian dan beberapa dari mereka membuka klub renang bernama Waikiki Swimming Club. London bertemu dengan mereka dan diajari surfing oleh Alexander Hume Ford seorang wartawan nyentrik dan juga seorang pengembara. Ford mengajak London untuk bersurfing, dan ia bertemu dengan seorang bocah Waikiki yang amat tersohor yaitu a 23-year-old Irish atau nama Hawaiinya adalah Goerge Freeth. London pernah menjadi penulis terkenal, sedangkan Ford seorang manager dan Freeth sendiri adalah seorang perenang yang handal. Apa yang mereka lakukan sehari-hari adalah bersurfing dan cinta segala hal tentang surfing, dan mengkombinasikannya dengan talenta mereka masing-masing dan menjadikan surfing sebagai suatu olahraga yang indah yang disebut the Sport of Kings.

Salah satu anak lelaki yang mengarungi gulungan ombak yang tinggi adalah George Freeth, yang bertemu dengan London ketika sedang bersurfing dengan Alexander Hume Ford. London menggambarkan Freeth dengan antusias, “ saya melihat dirinya berdiri gagah nan tenang diatas papannya dalam sebuah gulungan ombak besar bagaikan seorang dewa dihujani cahaya berkilauan.” Dengan kepoplularitasan dan kuasa yang dimiliki oleh London, pada tahun 1907 Freeth diundang ke California oleh Henry Huntington seorang pengusaha kereta api dan perumahan terkenal. Freeth diminta untuk mendemonstrasikan keahlian bersurfingnya dengan menjajal ombak di pantai selatan California dalam rangka untuk mempromosikan jalur kereta api rute Redondo-California. Freeth menerima tawaran tersebut dan juga dinobatkan sebagai The First Man to Surf in California (pria pertama yang bersurfing di California).

Tetapi bagaimanapun juga, gelar tersebut tidak selamanya abadi. Pada awal 1885, tiga raja Hawaii mengunjungi santa Cruz, California setelah mengikuti pelatihan militer di San Mateo dan dikabarkan mereka bersurfing di San Lorenzo Rivermouth dengan menggunakan papan tipe shape yang dipinjam dari warga lokal. Lebih awal sebelum tahun 1885, dua tahun sebelum pelayaran dimulai, Richard Henry Dana menjelaskan pada tahun 1835 ada kapal dari Hawaii berlayar disekitar pesisir California. Dana bercerita tentang seorang Hawaiian yang meluncur melewati ombak Santa Barbara dengan menggunakan longboard (papan jenis panjang classic dan fenomenal disebut Rincon atau Malibu) tanpa tergelincir sedikit pun, dan Hawaiian tersebut sempat menertawakan haole (kulit putih) yang gagal melakukan trik yang sama. Sulit dibayangkan meluncur menggunakan Rincon atau Malibu melewati ombak yang sempurna dan tak terhenti sedikit pun, merupakan pemandangan yang indah. Tidak ada yang tahu berapa banyak surfer yang telah meluncuri ombak California, tapi hanya ke tiga raja Hawaii tersebut yang dicatat dalam sejarah dan George Freeth menjadi dikenal banyak orang sebagai surfer.

Ketika London menulis tentang surfing dan Freeth bersurfing didepan kerumunan orang yang heran dan kagum akan kehebatannya, begitu juga dengan Ford yang mempromosikan surfing. Di tahun 1908, Ford membuat sebuah petisi kepada Queen Emma Estate untuk memberikan sebidang tanah yang posisinya berada disamping Waikiki Moana Hotel yang nantinya akan dibangun sebuah klab, tapi sebaliknya digunakan sebagai tempat konservasi untuk kebudayaan kuno Hawaii yaitu Surfing dan Canoeing. Ford menggalang pengumpulan dana untuk membuat sebuah tempat yang akan selalu dikenal dan dikenang sepanjang masa yang dimana fungsinya untuk “memberikan sumbangsih pada Hawaii serta menjadikan Waikiki rumah bagi para surfer, dan juga akan diadakan acara tahunan berupa karnaval yang dikenal dengan nama Surfboard and Outrigger Canoe Carnival yang bertujuan untuk memperlihatkan daya tarik Hawaii pada dunia, dan juga menjadikan pulau Hawaii sebagai satu-satunya pulau dimana para pria maupun anak lelaki berdiri dan meluncur diatas gulungan ombak yang gagah dan besar.”

Ford mempersembahkan dana yang terkumpul kepada the Queen Emma Estate yang sebagai mana ditunjuk sebagai badan pengawas konservasi,dan mereka menerimanya. Pada May 1, 1908 mereka mendirikan sebuah tempat yang diberi nama the Hawaiian Outrigger Canoe Club, klab pertama yang didekasikan untuk surfing. Klab tersebut menyediakan fasilitas seperti tempat ganti baju dan juga tempat sebuah pondok berkonsep alami yang ditempatkan didekat pantai dan merupakan tempat penitipan dan penyimpanan papan. Hingga kini klab tersebut masih ada dan terus mengalami kemajuan.

Waikiki Moana Hotel at the present


The Kahanamoku Brothers at Waikiki beach

Pada tahun 1905, sebuah klab surfing bernama Hui Nalu dibentuk oleh para pribumi Hawaii, dikarenakan banyaknya pribumi yang tertarik pada olahraga. The Hui Nalu dan The Outrigger canoe Club saling bersaing satu sama lain, dan pada tahun 1911 ketika The Hui Nalu resmi berjalan pantai Waikiki dipenuhi oleh ratusan papan selancar yang mengantri giliran. Di tahun 1915 Jack London kembali ke Hawaii dan ia begitu terkesima akan perubahan yang terjadi pada The Outrigger Canoe Club yang sudah memiliki member sebanyak 1200 orang, “dengan seratus sekian orang mengantri giliran main, berarti sama dengan setengah mil loker surfboards.”

Pada tahun 1912, Duke Paoa Kahanamoku seorang Hawaiian beach boy dikenal sebagai surfer dan perenang. Ia mendapat pujian karena mengembangkan gaya baru dalam renang gaya bebas yaitu dengan mengipas kedua kakinya sebagai pengganti gerakan gunting pada kaki dalam gaya bebas serta juga sebagai pemegang tiga kali rekor dunia dan juga juara bertahan dalam renang gaya bebas 100-meter. Sebagai surfer, Duke merupakan salah satu yang terbaik, anak pantai, dan juga sebagi salah satu pendiri The Hui Nalu Club. Duke merupakan sosok Polynesian yang sempurna, dengan tubuh yang proporsional, berotot, cekatan, dan juga diberkahi dengan tangan dan kaki yang luar biasa panjang.


Pada tahun 1912, Duke melintasi selatan California dalam perjalanannya menuju Olimpiadi musim pana di Stockholm, Swedia. Demo surfing yang dilakukannya di Corona Del Mar dan Santa Monica membuat banyak decak kagum dibanding demo yang Freeth lakukan. Duke menjadi terkenal ketika ia mendapat medali emas dalam renang 100-meter gaya bebas dalam Olimpiade di Stockholm dan kembali menjuari kelas yang sama di Antwerp pada tahun 1916. dikenal sebagai perenang paling cekatan yang pernah ada, Duke berkeliling dunia, menjalani pertunjukan renang di Eropa, America, dan seluruh dunia. Ia menjadi favorit bagi para sutradara Hollywood, bermain dalam film Aztec chiefs, Hindu thiefs, dan Arabic princes. Selama akhir pekan ia mengajak teman-teman Hollywoodnya bersurfing dimana pun ia mau, Duke memanfaatkan ketenarannya untuk memperkenalkan surfing kepada dunia.

Pada tahun 1915, Duke diundang oleh The New South Wales Swimming Association untuk memberikan demo renang di Domain Baths di kota Sydney. Pada kala itu orang Australia belum paham betul akan surfing, dan mereka mereka begitu terkesima ketika Duke mendemonstrasikannya kepada mereka. Bulan Febuary 1915 Duke bersurfing di pantai Manly untuk pertama kalinya di Australia dan menempatkan Australia sebagai negara pencetak surfer-surfer handal.

Duke menjadi orang yang sibuk pada tahun 20an, berkompetisi pada tahun 1920 dan 1924 dalam Olimpiade, menjadi orang tenar di Hollywood, sampai pada memperkenalkan surfing pada dunia. Ia kembali ke Hawaii pada musim panas tahun 1917, ia mencetak sejarah sepanjang masa dengan mengarungi ombak di Kalehuawehe yang sekarang dikenal dengan Outside Castles. Ombak tersebut membawanya bersurfing sampai 1000 yard, mulai dari Outside Castles melewati elk’s Club, Cunha’s, Queen’s , dan sampai ke bibir pantai. Tidak ada seorang pun yang melakukan itu selain dirinya selama ia menjadi legenda dan selalu dikenang sebagai legenda.


Monday, January 14, 2008

The History of Surfing PART 1

Dalam perjalanannya yang ke tiga menuju pasifik, Kapten James Cooks dengan kapalnya yaitu HMS Discovery and Resolution menemukan pulau Hawaii pada tahun 1778, dan merupakan orang Eropa pertama yang menjajaki Hawaii. Penemuan ini tidak disengaja ketika Kapten Cook dan anak buahnya sedang melakukan pelayaran dari Tahiti menuju pesisir baratlaut Amerika Utara. Setelah setahun gagal mencari jalan dari Pasifik utara menuju Atlantik, Kapten Cook pada akhirnya berhenti di kepulauan besar yang bernama Hawaii itu. Di kepulauan itulah di teluk Kealakekua, Kapten Cook dibunuh oleh orang asli Hawaii, ketika ia tersesat didalam hutan dalam usahanya untuk menculik kepala suku agar mereka mau mengembalikan perahu boat yang dicuri oleh mereka.

Letnan James King diangkat menjadi Letnan dari kapal HMS Discovery and Resolution, setelah Kapten Cook tewas terbunuh. Setelah kematian Kapten Cook pada tahun 1779 dan sebelum HMS Discovery and Resolution kembali ke Inggris, Letnan King membuat sebuah catatan berisi dua halaman tentang Surfing, dan bagaimana pengalaman ia diajari oleh orang-orang lokal setempat dalam bersurfing yang kala itu bermula di teluk Kealakekua di pantai Kona kepulauan Hawaii. Buku catatan Letan King merupakan artkel surfing pertama di dunia, dan ia adalah orang pertama yang menulis artikel tentang surfing.


Hiburan paling menyenangkan dan umum hanyalah di pantai, dikarenakan pantai tersebut berpasir putih, bersih, anginnya bertiup sepoi-sepoi, dan memiliki ombak yang berpotensi untuk surfing sehingga membuat pantai tersebut indah, eksotik, dan termasyur. Terkadang dipantai terlihat warga lokal Hawaii khususnya lelaki, mereka membawa papan berbentuk oval, lebar, dan besarnya disesuaikan dengan tubuh mereka masing-masing hendak menuju pantai dan tanpa takud sedikit pun menerjang ombak-ombak besar yang datang. Kegiatan ini dinamakan surfing, dimana mereka masing-masing bersandar dipapan oval tersebut mengayuhnya dengan tangan menjauhi pantai sampai kira-kira gulungan ombak terbentuk, mereka beramai-ramai menaiki ombak dengan cara berdiri diatas papan dan meluncur mengikuti arusombak dengan keseimbangan tubuh kecepatan tinggi di atas papan. Ini merupakan olah raga satu-satunya yang dilakukan oleh orang Hawaii dan biasanya dilakukan oleh para lelakinya. Kaum wanita Hawaii dapat berenang dari perahu yang letaknya ditengah laut menuju pantai, tentu saja hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh kaum wanita Eropa. Kegiatan tersebut hanya dilakukan oleh orang lokal Hawaii sebagai hiburan dan bukanlah sebagai suatu keahlian yang mereka miliki, walaupun sebenarnya itu merupakan keahlian mereka.

-artikel ini diambil dari catatan Letnan James King, Komandan dari HMS Discovery and Resolution, dan merupakan catatan pertama tentang Surfing di dunia.

“Olah raga bagi para Raja-Raja” – kebudayaan Hawaii Kuno

Pada tahun 1779, menaiki ombak dengan cara berbaring atau berdiri di sepanjang papan selancar yang terbuat dari kayu merupakan salah satu bagian dari kebudayaan Hawaii. Berselancar kala itu sudah menjadi bagian dari masyarakat, kepercayaan, dan mitos dari pulau Hawaii sama seperti olah raga baseball yang identik dengan Amerika Serikat yang telah modern. Para kepala suku memperlihatkan kemahirannya dalam berselancar, dan masyarakat mengagumi keahlian mereka dalam berselancar menyusuri ombak. Para ahli antropologi memperkirakan perkembangan selancar meliputi awal mulanya, bagaimana cara-cara menaiki ombak, sampai pada bentuk papan untuk menaiki ombak hanya ada di budaya Polynesia saja, karena pada saat itu suku Hawaii belum mengenal waktu dan penjelajahan keluar pulau. Migrasi oleh penduduk Asia menuju ke daerah Pacific bagian Timur dimulai pada tahun 2000 sebelum Masehi, dan orang-orang suku Polinesia tersebar luas dimulai dari daerah Aotearoa (New Zealand) yang berada di titik Utara, Tonga dan Samoa di titik Barat, serta Tahiti dan Marakas berada di titik Timur sehingga membentuk setiga jika dihubungkan jalurnya.

Suku Polinesia datang ke Hawaii pertama kali pada abad ke40 setelah Masehi, demi mengurangi populasi yang semakin banyak pada kala itu dan juga untuk masa mendatang. Mereka datang ke Hawaii membawa rasa cinta kasih serta kemampuan akan laut pada diri mereka, selain itu juga membawa pakaian adat dan juga Paipo (papan selancar tradisional). Walaupun orang Tahiti mengklaim diri mereka berselancar dahulu sebelum orang Hawaii, seni berjalan di atas papan berukuran panjang ketika surfing tidak akan sempurna jika tidak ditemukan di Hawaii.

Ketika Kapten Cook datang ke Hawaii, selancar telah melekat berabad-abad dalam budaya dan legenda Hawaii. Pantai-pantai di setiap pesisir pulau Hawaii telah diberi nama berdasarkan pengalaman dan kejadian. Para Kahuna (orang yang dipercaya menjadi wakil dari Dewa) mendoakan dan menyanyikan lagu-lagu pujian penyembahan kepada dewa untuk para peselancar baru, untuk menguji nyali mereka baik pria maupun wanita untuk menaiki ombak besar ketika berselancar. Orang-orang Hawaii tidak mencatat dan punya catatan sejarah sampai Haole (kulit putih) tiba, mereka hanya mengingat garis keturunan dan sejarah turun temurun mereka hanya melalui lagu puji-pujian dan lagu penyembahan pada dewa-dewa. Sejarah Hawaii secara keseluruhan berisi tentang cinta, selancar, keahlian maritim oleh para kepala suku dan para masyarakatnya.

Walaupun Hawaii mengalami kegoncangan kekuasaan di tahun 1800an, kegiatan surfing tidak menghilang. Tetapi tidak secara rutin dilakukan seperti saat pertama kali bangsa Eropa datang, surfing tetap berlanjut diseluruh bagian pulau tersebut. Sesekali waktu, para petualang tetap datang untuk memburu ombak dan mengabarkan keindahan dan kehebatan pulau Hawaii ke seluruh penjuru dunia.

Di tahun 1851, Pdt.Henry T. Cheever mengamati kegiatan surfing di Lahaina, Maui dan membuat catatan tentang surfing didalam bukunya yang berjudul Life in the Hawaiian Islands, The Heart of the Pacific As it Was and Is. Catatannya : “sangat mengherankan untuk orang asing untuk pergi menuju ke daerah selatan dari kota ini, suatu hari ketika laut sedang berombak kuat disekitar daerah batu karang, disinilah dapat terlihat akan tumbuh bibit-bibit karir dan industri surfing itu sendiri dan juga menjadi suatu olahraga. Surfing ini begitu menarik untuk dicoba dan penuh dengan adrenalin tinggi, dan juga dapat menyehatkan tubuh. Saya yakin diri saya tidak berani untuk bersurfing.


15 tahun kemudian, Mark Twain berlayar ke pulau Hawaii dan berselancar disana, menurut bab XXXII dalam bukunya yang berjudul Roughing It pada 1866 ia bercerita pengalaman surfingnya “saya mencoba untuk berselancar sesekali tapi saya selalu gagal. Walaupun saya berada dalam posisi yang benar, begitu juga dengan papan saya tetapi saya selalu saja tidak berhasil. Papan selalu meluncur sendiri tanpa diriku, dan diwaktu yang bersamaan diriku tergulung dalam gulungan ombak.

Kegiatan surfing tidaklah terhenti pada akhir tahun 1800an di pulau Hawaii, tetapi hanya menghilang sejenak beserta dengan penduduk asli dan kebudayaan Hawaii itu sendiri. Setelah 125 tahun bangsa eropa menduduki Hawaii, Haole (kulit putih) mencoba untuk memegang kendali seluruh aspek kehidupan Hawaii mulai dari dewa-dewa mereka, kebudayaan, ilmu gaib, tanah, bahkan sampai hidup mereka. Di tahun 1893, sekitar 40.000 penduduk Hawaii melakukan penolakan terhadap pengalihan kekuasaan atas Hawaii yang dikomandani oleh tentara Amerika dan pulau tersebut diisi sebagian besar oleh para misionaris, pedagang, dan oleh para tuan tanah. Penduduk Hawaii mengklaim hak asasi mereka terhadap pulau tersebut dan mengatur pulau itu menurut kekuasaan mereka. Di tahun 1893 Ratu Lili’uokalani mencoba untuk menggulingkan haole (kulit putih) dan merebut kembali kerajaan, tetapi usaha tersebut sia-sia dan ia malah dipenjara dan diasingkan. Pada tahun 1898 bangsa Amerika menjadikan pulau Hawaii masuk teritori Negara mereka.