

Edward Ryan Makua Hanai Aikau
(Kahului, Hawaii, May 4, 1946 – March 17, 1978) merupakan seorang sosok lifeguard dan surfer asal
LIFE
Lahir di pulau
LOST AT SEA
Pada tahun 1978, the Polynesian Voyaging Society mencari sukarelawan untuk melakukan sebuah perjalanan sejauh 2500 mill selama sebulan dengan rute pulau Hawaii-Tahiti dalam rangka memperingati the ancient route of the Polynesian migration. Pada umur yang ke 31, Aikau bergabung menjadi kru dari Hokule’a (kapal repelika dari Polynesian Voyaging Canoe). Hokule’a meninggalkan
Dua minggu sebelum hilangnya Eddie Aikau dalam pelayaran tersebut, tepatnya pada Febuary 28, 1978 ia sempat menyelamatkan seorang pemuda bernama John Orland yang berprofesi sebagai producer TV yang tengah memproduksi sebuah film berjudul “Hawaiian experience” yang dibintangi oleh Bob Crane pemain film Hogan’s Heroes.
Dalam rangka mengenang dan menghormati Eddie Aikau, salah satu perusahaan surfing terbesar yaitu Quiksilver membuat suatu acara tahunan yang bertajuk “The Eddie” dikenal dengan nama Quiksilver Big Wave Invitational in Memory of Eddie Aikau yang dilaksanakan di Waimea Bay. Ide acara ini diprakarsai oleh Bruce Raymond dan Bob Mcknight.
Awalnya acara ini hanya diadakan sebanyak tujuh kali, dikarenakan kondisi ombak yang hanya mencapai minimum yaitu 20 kaki (kondisi standar 30 kaki atau lebih). Pada awal acara tahun 1985, Clyde Aikau yaitu adik dari Eddie Aikau memenangkan turnamen tersebut). Desember 2004 merupakan turnamen paling besar dari biasanya, karena kondisi ombak mencapai 30-50 kali tingginya. Turnamen ini hanya boleh diikuti oleh 24 surfers yang diundang dan ahli dalam ombak besar, masing-masing mendapat dua ronde. Dalam turnamen ini setiap surfers harus mengayuh sendiri menuju ombak dan tidak diperbolehkan menggunakan bantuan jetski untuk menarik mereka menuju ombak karena jetski hanya sebagai alat bantu jika ada surfers yang tergulung ombak. Turnamen ini mulai rutin diadakan tiap tahun tepatnya pada saat musim dingin yang jatuh pada bulan Desember dan tidak tanggung-tanggung grand prize berupa sejumlah ribuan Dollar yang terus meningkat jumlahnya tiap tahun telah dipersiapkan bagi mereka yang menang.
Pada tahun 1980an, stiker di bumper mobil dan kaos-kaos dengan tulisan atau slogan “ Eddie would go” menjadi tren dan beredar di
Versi lainnya muncul dan juga popular yaitu “Eddie wouldn’t tow”. Slogan ini muncul karena ada perdebatan yang menyebabkan kontroversi dimana seorang surfers ditarik oleh jetski dengan kecepatan penuh untuk mengarungi ombak besar yang akan ia naikki. Hal tersebut menghilangkan keoriginalan dari surfing dan tidaklah natural seperti biasanya dimana seorang surfer harus mengayuh sendiri papannya (dikenal dengan istilah “Paddle”) agar dapat mengarungi dan menaklukkan ombak.
Memasuki abad ke 20, surfing sempat menghilang dari pulau
Sayangnya, hanya ada tiga orang haole (kulit putih) yang mempunyai andil besar dalam menghidupkan kembali surfing di pulau Hawaii, dan orang ke empat adalah orang keturunan asli Hawaii yang juga memperkenalkan surfing ke seluruh penjuru dunia.
Di tahun 1907, Jack London datang ke memiliki tiga novel bergenre petualang berjudul The Callof The Wild, The Sea-Wolf and White Fang yang laris dipasaran.
Salah satu anak lelaki yang mengarungi gulungan ombak yang tinggi adalah George Freeth, yang bertemu dengan
Tetapi bagaimanapun juga, gelar tersebut tidak selamanya abadi. Pada awal 1885, tiga raja
Ketika London menulis tentang surfing dan Freeth bersurfing didepan kerumunan orang yang heran dan kagum akan kehebatannya, begitu juga dengan Ford yang mempromosikan surfing. Di tahun 1908, Ford membuat sebuah petisi kepada Queen Emma Estate untuk memberikan sebidang tanah yang posisinya berada disamping Waikiki Moana Hotel yang nantinya akan dibangun sebuah klab, tapi sebaliknya digunakan sebagai tempat konservasi untuk kebudayaan kuno Hawaii yaitu Surfing dan Canoeing. Ford menggalang pengumpulan dana untuk membuat sebuah tempat yang akan selalu dikenal dan dikenang sepanjang masa yang dimana fungsinya untuk “memberikan sumbangsih pada Hawaii serta menjadikan Waikiki rumah bagi para surfer, dan juga akan diadakan acara tahunan berupa karnaval yang dikenal dengan nama Surfboard and Outrigger Canoe Carnival yang bertujuan untuk memperlihatkan daya tarik Hawaii pada dunia, dan juga menjadikan pulau Hawaii sebagai satu-satunya pulau dimana para pria maupun anak lelaki berdiri dan meluncur diatas gulungan ombak yang gagah dan besar.”
Ford mempersembahkan dana yang terkumpul kepada the Queen Emma Estate yang sebagai mana ditunjuk sebagai badan pengawas konservasi,dan mereka menerimanya. Pada May 1, 1908 mereka mendirikan sebuah tempat yang diberi nama the Hawaiian Outrigger Canoe Club, klab pertama yang didekasikan untuk surfing. Klab tersebut menyediakan fasilitas seperti tempat ganti baju dan juga tempat sebuah pondok berkonsep alami yang ditempatkan didekat pantai dan merupakan tempat penitipan dan penyimpanan papan. Hingga kini klab tersebut masih ada dan terus mengalami kemajuan.
Waikiki Moana Hotel at the present
Pada tahun 1905, sebuah klab surfing bernama Hui Nalu dibentuk oleh para pribumi
Pada tahun 1912, Duke Paoa Kahanamoku seorang Hawaiian beach boy dikenal sebagai surfer dan perenang. Ia mendapat pujian karena mengembangkan
Pada tahun 1912, Duke melintasi selatan
Duke menjadi orang yang sibuk pada tahun 20an, berkompetisi pada tahun 1920 dan 1924 dalam Olimpiade, menjadi orang tenar di Hollywood, sampai pada memperkenalkan surfing pada dunia. Ia kembali ke
Hiburan paling menyenangkan dan umum hanyalah di pantai, dikarenakan pantai tersebut berpasir putih, bersih, anginnya bertiup sepoi-sepoi, dan memiliki ombak yang berpotensi untuk surfing sehingga membuat pantai tersebut indah, eksotik, dan termasyur. Terkadang dipantai terlihat warga lokal Hawaii khususnya lelaki, mereka membawa papan berbentuk oval, lebar, dan besarnya disesuaikan dengan tubuh mereka masing-masing hendak menuju pantai dan tanpa takud sedikit pun menerjang ombak-ombak besar yang datang. Kegiatan ini dinamakan surfing, dimana mereka masing-masing bersandar dipapan oval tersebut mengayuhnya dengan tangan menjauhi pantai sampai kira-kira gulungan ombak terbentuk, mereka beramai-ramai menaiki ombak dengan cara berdiri diatas papan dan meluncur mengikuti arusombak dengan keseimbangan tubuh kecepatan tinggi di atas papan. Ini merupakan olah raga satu-satunya yang dilakukan oleh orang Hawaii dan biasanya dilakukan oleh para lelakinya. Kaum wanita Hawaii dapat berenang dari perahu yang letaknya ditengah laut menuju pantai, tentu saja hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh kaum wanita Eropa. Kegiatan tersebut hanya dilakukan oleh orang lokal Hawaii sebagai hiburan dan bukanlah sebagai suatu keahlian yang mereka miliki, walaupun sebenarnya itu merupakan keahlian mereka.
-artikel ini diambil dari catatan Letnan James King, Komandan dari HMS Discovery and Resolution, dan merupakan catatan pertama tentang Surfing di dunia.
“Olah raga bagi para Raja-Raja” – kebudayaan Hawaii Kuno
Pada tahun 1779, menaiki ombak dengan cara berbaring atau berdiri di sepanjang papan selancar yang terbuat dari kayu merupakan salah satu bagian dari kebudayaan
Suku Polinesia datang ke
Ketika Kapten Cook datang ke
Walaupun
Di tahun 1851, Pdt.Henry T. Cheever mengamati kegiatan surfing di Lahaina, Maui dan membuat catatan tentang surfing didalam bukunya yang berjudul Life in
15 tahun kemudian, Mark Twain berlayar ke pulau
Kegiatan surfing tidaklah terhenti pada akhir tahun 1800an di pulau